Kurban Bukan Hanya Sapi/Kambing, Tapi Ini yang Wajib Anda "Sembelih"



Yudha Adyaksa -- Setiap tahun, perayaan Iduladha selalu membawa kita kembali pada kisah luar biasa Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Lebih dari sekadar penyembelihan hewan kurban, esensi dari peristiwa agung ini adalah pelajaran mendalam tentang membunuh rasa kepemilikan dunia. 


Ini adalah momen untuk merefleksikan sejauh mana kita mampu melepaskan diri dari belenggu harta dan ego, demi ketaatan mutlak kepada Sang Pencipta.


Kisah Nabi Ibrahim, yang diperintahkan untuk mengorbankan putra kesayangannya, Nabi Ismail, adalah ujian terberat atas kepemilikan. Nabi Ismail bukan hanya seorang anak, tetapi juga buah penantian panjang dan harapan besar bagi Nabi Ibrahim di usia senjanya. Dalam konteks duniawi, kehilangan seorang anak adalah penderitaan yang tak terbayangkan. 


Namun, Nabi Ibrahim memilih ketaatan. Ini menunjukkan bahwa di mata seorang hamba yang beriman, tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang lebih berharga dari perintah Tuhan.

Nabi Ismail sendiri menunjukkan teladan luar biasa. Sebagai seorang pemuda, ia menerima perintah itu dengan ikhlas, tanpa sedikit pun keraguan atau penolakan. 


Sikap ini mencerminkan puncak dari pelepasan diri dari kepemilikan. Ia rela mengorbankan nyawanya, masa depannya, dan segala yang ia miliki demi memenuhi perintah Allah SWT.


Tradisi menyembelih hewan kurban pada Iduladha adalah simbolisasi dari pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Namun, hakikatnya lebih dari itu. Kurban adalah sarana untuk memutus ikatan kuat kita dengan hal-hal duniawi. 


Saat kita menyembelih hewan kurban, kita diajak untuk "menyembelih" sifat-sifat buruk dalam diri: keserakahan, keangkuhan, cinta berlebihan pada harta, dan segala bentuk hawa nafsu yang menghalangi kita mendekat kepada Allah.


Daging kurban yang dibagikan kepada mereka yang membutuhkan juga mengajarkan tentang berbagi dan kepedulian sosial. Ini adalah pengingat bahwa harta yang kita miliki sejatinya hanya titipan, dan ada hak orang lain di dalamnya. Dengan berkurban, kita melatih diri untuk tidak terlalu terikat pada kepemilikan, melainkan menjadikan harta sebagai jembatan menuju kebaikan dan keberkahan.


Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah pengingat abadi bahwa harta, jabatan, keluarga, dan segala kemewahan dunia adalah ujian. Iduladha menjadi momentum untuk membaharui komitmen kita, mengikis rasa kepemilikan dunia, dan kembali menempatkan ketaatan kepada Allah di atas segalanya.

Tag Terpopuler

Terkini